Minggu, 31 Mei 2009

APLIKASI MANAJEMEN WAKTU

APLIKASI MANAJEMEN WAKTU
OLEH : YUDAN JUYUSMAN. A / 1 A

Standar hitungan waktu
Setiap 1 tahun terdiri dari = 12 bulan, 48 Minggu, 360 hari, 8640, atau 518400 menit


Usia hidup 60 tahun
Dikurangi waktu yang tidak digunakan untuk mencari nafkah
Masa Bayi 2
Masa Balita 3
Masa TK 2
Masa SD 6
Masa SMP 3
Masa SMA 3
Masa kuliah 4
Rencana Pensiun pada usia 55 tahun ( 58 – 55= 3 tahun ) 3
Jumlah waktu yang tidak digunakan untuk mencari nafkah 26 thn
34 THN


Seandainya pada usia 25 tahun mulai kehidupan nyata, yaitu mulai nikah dan kerja.

Penggunaan waktu dari waktu yang disediakan Tuhan 24 jam dalam sehari, kegiatan rutin :

1.Tidur dan Istirahat 7 Jam / hari X 34 tahun 10 tahun
2.Mandi 15 menit / hari X 34 tahun 0,4 tahun
3.Pertemuan keluarga 10 Jam / bln X 34 tahun 0,5 tahun
4.Liburan 60 Jam / thn X 34 tahun 0,24 tahun
5.Waste time ( perjalanan, dll ) 1 Jam / hari X 34 tahun 1,42 tahun
6.Acara – acara Insidential yang tidak produktif 3 jam / bln X 34 tahun 0,14 tahun
7.Beribadah Sholat Fardu Rowatib 5 x 10 menit/hari = 50 menit 1,8 tahun
Sholat Duha 1 x 5 menit/hari = 5 menit 0,12 tahun
Sholat Tahajud 1 x 10 menit/hari = 10 menit 0,24 tahun
Sholat Witir 1 x 5 menit/hari = 5 menit 0,19 tahun
Baca Al-quran 1 x 15 menit/hari = 15 menit 0,4 tahun
Pengajian 120 menit / bln = 120 menit 0,1 tahun
16,75 thn
34 tahun – 16,75 = 17,3 tahun










Dengan demikian maka kebutuhan nyata yang harus di penuhi dalam sisa waktu hanya 17,3 tahun

1 Rumah = 200.000.000
2 Makan 4 x 2 x 360 x 34 x 8.000 = 783.360.000
3 Sandang 34 thn x 7.000.000 = 238.000.000
4 Air 12 x 34 x 80.000 = 32.640.000
5 Listrik 12 x 34 x 150.000 = 612.000.000
6 Telepon 12 x 34 x 250.000 = 102.000.000
7 Pendidikan Anak
1. TK 2 x 2 thn x 500.000 = 2.000.000
2. SD 2 x 6 thn x 2.000.000 = 24.000.000
3. SMP 2 x 3 thn x 4.000.000 = 24.000.000
4. SMA 2 x 3 thn x 5.000.000 = 30.000.000
5. Perguruan tinggi
Sewa Kamar 2 x 4 thn x 2.000.000 = 16.000.000
Makan + Trans 2 x 12 x 4 x 1.000.000 = 96.000.000
Uang Kuliah 2 x 4 thn x 5.000.000 = 40.000.000
Jumlah = 2.204.000.000

Untuk memenuhi kebutuhan dengan aktivitas diatas maka rata – rata pendapatan per bln dalam 17,3 tahun untuk menghidupi 34 tahun
Rp. 2.204.000.000 / 207,6 bln = 10.616.570,3 / bln

Maka aktivitas dan kebutuhan pengeluaran terdapat penambahan seperti pada tabel dibawah ini maka pendapatan pun harus bertambah pula

Kegiatan Sosial 34 thn x Rp. 1.500.000 51.000.000
Kebutuhan Informasi : 28.560.000
Koran dan Majalah 12 x 34 x 70.000/bln 81.600.000
Internet 12 x 34 x 200.000 110.160.000
Kebutuhan Penunjang : 25.000.000
Komputer 15.000.000
Motor 200.000.000
Mobil 2.000.000
Sepeda 100.000.000 342.000.000
Lain – lain
Kebutuhan Pesta
Khitanan Anak 50.000.000
Nikah Anak 100.000.000
Lain - lain 30.000.000 180.000.000
Jumlah 683.160.000
Jumlah Seluruhnya 2.887.160.000

Minggu, 24 Mei 2009

layout facebook

Cara mengganti layout facebook hanya memerlukan beberapa langkah saja, inilah langkah langkah merubah layout facebook:
1. Login ke account facebook anda
2. Kunjungi situs di link ini: App Facebook Layout.
3. kemudian akan ada permintaan izin untuk masuk ke aplikasi tersebut, pilihlah “allow”
4. kemudian pilihlah layout yang anda sukai, ada banyak sekali layout yang ada di sana. anda dapat memilih berdasarkan kategori juga, setelah anda menjatuhkan pilihan ke salah satu layout maka anda pilih select.
5. setelah memilih anda akan di minta untuk Install Yantoo Layers jika anda belum install. setelah terinstall maka layout anda akan terpasang.
mudah bukan mengganti layout facebook? tinggal lakukan langkah langkah sederhana di atas. selamat mencoba.
jika cara di atas tidak bisa, saya dapatkan alternatif untuk merubah facebook layout, tambahan ini saya dapat dari blognya mas abi yaitu situs penyedia layout facebook:
http://facebooking101.com/modules/profileimages/
http://www.layouts.fm/preview/216169/FACEBOOK%20LAYOUTS.html
http://www.fbexpressions.com/
http://www.nirmaltv.com/2008/06/13/customize-your-facebook-profile-with-beautiful-layouts/
http://www.pagerage.com/
http://socialnetworking.lovetoknow.com/Free_Facebook_Layouts

sosok guru yang ideal

MENCARI SOSOK GURU IDEAL

Posted by: hoesnaeni on: 28 January 2009

Guru ideal adalah dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih airnya. Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminumnya.

Guru ideal adalah guru yang mengusai ilmunya dengan baik. Mampu menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya. Disukai oleh peserta didiknya karena cara mengajarnya yang enak didengar dan mudah dipahami. Ilmunya mengalir deras dan terus bersemi di hati para anak didiknya. Benarkah sosok itu ada? Lalu seperti apakah sosok guru ideal yang diperlukan saat ini?

Guru ideal yang diperlukan saat ini adalah pertama, guru yang memahami benar akan profesinya. Profesi guru adala profesi yang mulia. Dia adalah sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridho dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia daripada tangan dibawah. Hanya memberi tak harap kembali. Dia mendidik dengan hatinya. Kehadirannya dirindukan oleh peserta didiknya. Wajahnya selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya (Salam, Sapa, Sopan, Senyum, dan Sabar).

Kedua, Guru yang ideal adalah guru yang rajin membaca dan menulis. Pengalaman mengatakan, siapa yang rajin membaca, maka ia akan kaya akan ilmu. Namun, bila kita malas membaca, maka kemiskinan ilmu akan terasa. Guru yang rajin membaca otaknya seperti komputer atau ibarat mesin pencari di internet ysng bernama Google. Bila ada peserta didiknya yang bertanya, memori otaknya langsung bekerja mencari dan menjawab pertanyaan para anak didiknya dengan cepat dan benar. Akan terlihat wawasan guru yang rajin membaca, dari cara bicara dan menyampaikan pengajarannya. Guru yang ideal adalah guru yang juga rajin menulis. Bila guru malas membaca, maka sudah bisa dipastikan dia akan malas pula untuk menulis. Menulis dan membaca adalah kepingan mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Guru yang terbiasa membaca, maka ia akan terbiasa menulis, mengapa? Dari membaca itulah guru mampu membuat kesimpulan dari apa yang dibacanya, kemudian kesimpulan itu ia tuliskan kembali dalam gaya bahasanya sendiri. Menulis itu ibarat pisau yang kalau tidak sering diasah, maka akan tumpul dan berkarat. Guru yang rajin menulis, akan mempunyai kekuatan tulisan yang sangat tajam, layaknya sebilah pisau. Tulisannya sangat menyentuh hati, dan bermakna. Runut serta mudah dicerna bagi siapa saja yang membacanya.

Ketiga, Guru yang ideal adalah guru yang sensitif terhadap waktu. Orang Barat mengatakan bahwa waktu adalah uang, time is money. Bagi guru waktu lebih dari uang dan bahkan bagaikan sebilah pedang tajam yang dapat membunuh siapa saja termasuk pemiliknya. Pedang yang tajam bisa berguna untuk membantu guru menghadapi hidup ini, namun bisa juga sebagai pembunuh dirinya sendiri. Bagi guru yang kurang memanfaatkan waktunya dengan baik, maka tidak akan banyak prestasi yang ia raih dalam hidupnya. Dia akan terbunuh oleh waktu yang ia sia-siakan. Karena itu guru harus sensitif terhadap waktu. Detik demi detik waktunya teratur dan terjaga dari sesuatu yang kurang baik serta sangat berharga. Saat kita menganggap waktu tidak berharga, maka waktu akan menjadikan kita manusia tidak berharga. Demikian pula saat kita memuliakan waktu, maka waktu akan menjadikan kita orang mulia. Karena itu, kualitas seseorang terlihat dari cara ia memperlakukan waktu dengan baik.

Keempat, Guru yang ideal adalah guru yang tidak terjebak dengan rutinitas kerjanya. Kesibukan kerja setiap hari menjadi rutinitas yang tiada henti. Guru harus pandai mengatur rutinitas kerjanya. Jangan sampai guru terjebak sendiri dengan rutinitasnya yang justru tidak menghantarkan dia menjadi guru yang baik dan menjadi tauladan anak didiknya. Guru harus pandai mensiasati pembagian waktu kerjanya. Buatlah jadwal yang terencana. Buang kebiasan-kebiasaan yang membawa guru untuk tidak terjebak di dalam rutinitas kerja, misalnya : pandai mengatur waktu dengan baik, membuat diari atau catatan harian yang ditulis dalam agenda guru, dan lain-lain. Rutinitas kerja tanpa sadar membuat guru terpola menjadi guru pasif bukan aktif. Hari-harinya diisi hanya untuk mengajar saja. Dia tidak mendidik dengan hati. Waktunya di sekolah hanya sebatas sebagai tugas rutin mengajar yang tidak punya nilai apa-apa. Guru hanya melakukan transfer of knowledge. Tidak mau tahu dengan lingkungan dan kondisi sekolah apalagi kondisi siswa. Dia mengganggap pekerjaan dia adalah karirnya, karena itu dia berusaha keras agar yang dilakukannya bagus di mata pimpinannya atau kepala sekolah. Tak ada upaya untuk keluar dari rutinitas kerjanya yang sudah membosankan. Bahkan sampai saatnya memasuki pensiun. Apakah ini yang disebut guru profesional?

Kelima, Guru yang ideal adalah guru yang kreatif dan inovatif. Merasa sudah berpengalaman membuat guru menjadi kurang kreatif. Guru malas mencoba sesuatu yang baru dalam pembelajarannya. Dia merasa sudah cukup. Tidak ada upaya untuk menciptakan sesuatu yang baru dari pembelajarannya. Dari tahun ke tahun gaya mengajarnya itu-itu saja. Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang dibuatpun dari tahun ke tahun sama, hanya sekedar copy and paste tanggal dan tahun saja. Rencana Program pembelajaran tinggal menyalin dari kurikulum yang dibuat oleh pemerintah atau menyontek dari guru lainnya. Guru menjadi tidak kreatif. Proses kreatif menjadi tidak jalan. Untuk melakukan suatu proses kreatif dibutuhkan kemauan untuk melakukan inovasi yang terus menerus, tiada henti.Guru yang kreatif adalah guru yang selalu bertanya pada dirnya sendiri. Apakah dia sudah menjadi guru yang baik? Apakah dia sudah mendidik dengan benar? Apakah anak didiknya mengerti tentang apa yang dia sampaikan? Dia selalu memperbaiki diri. Dia selalu merasa kurang dalam proses pembelajarannya. Dia tidak pernah puas dengan apa yang dia lakukan. Selalu ada inovasi baru yang dia ciptakan dalam proses pembelajarannya. Dia selalu memperbaiki proses pembelajarannya melalui penelitian tindakan kelas. Dia selalu belajar sesuatu yang baru, dan merasa tertarik untuk membenahi cara mengajarnya. Dia belajar sepanjang hayat hidupnya.

Terakhir, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki terpancar jelas dari karakter dan prilakunya sehari-hari. Baik ketika mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-tengah masyarakat. Kelima kecerdasan itu adalah: kecerdasan intelektual, kecerdasan moral, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, kecerdasan motorik. Kecerdasan intelektual harus diimbangi dengan kecerdasan moral, Mengapa? Bila kecerdasan intelektual tidak diimbangi dengan kecerdasan moral akan menghasilkan peserta didik yang hanya mementingkan keberhasilan ketimbang proses, segala cara dianggap halal, yang penting target tercapai semaksimal mungkin. Inilah yang terjadi pada masyarakat kita sehingga kasus korupsi merajalela di kalangan orang terdidik. Karena itu kecerdasan moral akan mengawal kecerdasan intelektual sehingga akan mampu berlaku jujur dalam situasi apapun. Jujur bukanlah kebijakan yang terbaik, tapi jujur adalah satu-satunya kebijakan. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan. Selain itu kecerdasan sosial juga harus dimilikin oleh guru ideal agar tidak egois, dan tidak memperdulikan orang lain. Dia harus mampu bekerjasama dengan karakter orang lain yang berbeda. Kecerdasan emosional harus ditumbuhkan agar guru tidak gampang marah, tersinggung, dan mudah melecehkan orang lain. Sedangkan kecerdasan motorik diperlukan agar guru mampu melakukan mobilitas tinggi sehingga mampu bersaing dalam memperoleh hasil yang maksimal.